I hate you, then I love you, then I hate you, then I love
you more
Coretan hati yang ingin di ungkapkan, menjadi pengingat
Ingatkah kita pertama kali bertemu, yang aku rasakan tak ada
kagum untuk pertama kali, pertama kali bertemu dan hanya bergugam “ itu siapa,
ko nunduk terus” , itulah kamu rifqi
Keinginan kenal, keinginan membantu kamu pada aku pertama kali kurasakan hanya sebagai kakak,
betul saat itu aku rasakan kaka terhadap adik yunior, betul itu yang aku rasakan ke kamu rifqi
Keikutsetaan di organisasi ketika kuliah dengan berbagai
macam masalah, kamu selalu hadir dan ada membantuku. Yg kurasakan saat itu
hanyalah tetap sebagai kaka,ba hkan kita kerap diskusi alot tentang berbagai
hal di kampus saat itu membuatku kesal dan bergunggam rifqi itu cerewet” kusampaikan hal itu pada teman teman kosan, aku
ingat pula ada beberapa teman yang berbicara “ awas loh, berantem terus nanti
berjodoh”. Masa perkenalan seperti itulah aku mulai mengenal kamu rifqi
Masih ingat pula kamu mengutarakan niatnya untuk menjalani
hubungan serius dengan aku, taukah yang aku rasakan saat itu, bingung, taukah
kamu berbulan bulan bahkan mungkin 1 tahun aku memikirkannya
Setelah orang tua
kita tahu mengenai khabar ini, bahkan mungkin keluarga besar kita tahu mengenai
hubungan kita. Mulai ada pembahasan yang serius yaitu “kapan” itulah yang
sering aku utarakan. Tapi kamu hanya
“diam” itulah yg membuat aku membeci kamu rifqi
Hal itu yang membuatku sedih, tapi membuatku kuat saat
hidupku ini ada masalah kamu seperti teman, yang selalu hadir. Itulah kamu dan
aku mulai mencintaimu
Aku akan menjadi
bagian dari keluarganya, dan kamu akan menjadi bagian dari keluargaku…
itulah yang membuat aku dan kamu bertahan sampai sekarang. Mengedepankan hal
itu membuat kita, sedih, bahagia, tertawa, menangis, benci,sabar dan bahkan menjadi kita kuat
Kini, pernikahan telah tersemat dalam lisan dan ikatan
antara kita, dan aku bahagia, aku yakin kamu pun demikian, emosiku sekarang
lebih stabil dan memang benar sejak menikah
hilanglah rasa “ I hate you but I love you” karena kamu adalah imamku sekaligus sahabat yang
hadir dan ada di sampingku, saat tidur ada kamu, menjalani hari dan belajar
untuk melakukan yang terbaik sebagai isteri
yang baik untuk kamu
Terimakasih imamku, Rifqi Elfajri